Narasi Kehidupan – Pada tahun 2015, Liu Jingkang atau yang akrab disapa JK Liu memulai langkah besar dari sebuah ruang asrama di Universitas Nanjing. Saat itu, ia hanya memiliki ide untuk menciptakan kamera dengan sudut pandang 360 derajat, tanpa membayangkan bahwa suatu hari produk tersebut akan dikenal di seluruh dunia. Dengan modal terbatas dan tim kecil, Liu membentuk perusahaan yang kemudian dikenal dengan nama Insta360, memfokuskan diri pada teknologi kamera yang memungkinkan pengguna merekam momen secara imersif.
Perjalanan awal tidak mudah. Liu harus menggabungkan kreativitas, riset teknologi, dan ketekunan untuk membuat prototipe yang layak jual. Namun keyakinannya pada potensi pasar kamera aksi dan 360 derajat membuatnya terus bergerak maju. Peluncuran produk pertama mendapat sambutan positif, dan dari situlah brand ini mulai menapaki jalannya menuju pasar global.
Hanya dalam beberapa tahun, Insta360 berhasil membangun reputasi di industri kamera. Kantor cabang didirikan di berbagai kota besar seperti Shenzhen, Los Angeles, Tokyo, dan Berlin. Produk-produknya, mulai dari seri “X” yang mengusung kamera 360 derajat hingga “Go” yang ringkas dan praktis, mulai mengisi rak-rak toko teknologi di berbagai negara.
Pasar luar negeri menjadi motor pertumbuhan terbesar. Pada 2024, sekitar 76% pendapatan perusahaan berasal dari ekspor, dengan Amerika Serikat sebagai salah satu kontributor terbesar. Kolaborasi dengan merek ternama seperti Leica untuk menciptakan model premium seperti Ace Pro menambah kredibilitas mereka di mata konsumen global.
Baca Juga : Delapan Dekade Berlalu, Cerita Luka Bom Hiroshima yang Masih Membekas Hingga Saat Ini
Tanggal 11 Juni 2025 menjadi momen bersejarah bagi Insta360. Perusahaan ini resmi melantai di STAR Market Shanghai dengan harga penawaran awal 47,27 yuan per saham. Saat perdagangan dibuka, harga saham langsung meroket hingga 182 yuan, atau naik sekitar 285% dari harga penawaran.
Kenaikan ini membuat valuasi perusahaan menembus 71 miliar yuan atau setara hampir 9,9 miliar dolar AS. Dari IPO ini, Insta360 mengantongi dana segar sekitar 270 juta dolar AS, menjadikannya salah satu pencatatan saham terbesar di bursa tersebut pada tahun itu.
Bagi JK Liu, kesuksesan ini berarti lonjakan besar pada kekayaannya. Dengan kepemilikan saham sekitar 26,8%, termasuk saham atas nama istrinya, ia langsung masuk jajaran miliarder muda dengan estimasi kekayaan bersih mencapai 2,6–2,7 miliar dolar AS, atau sekitar 44 triliun rupiah.
Salah satu kunci keberhasilan Insta360 adalah fokus pada inovasi berkelanjutan. Liu dan timnya tidak hanya mengandalkan satu jenis produk, tetapi terus mengembangkan teknologi baru yang menjawab kebutuhan pasar. Mereka memanfaatkan tren media sosial dan konten kreatif yang semakin populer untuk memposisikan kamera Insta360 sebagai alat wajib bagi kreator konten, vlogger, dan traveler.
Selain itu, filosofi Liu untuk tetap dekat dengan konsumen menjadi pembeda. Perusahaan aktif mengumpulkan masukan dari pengguna untuk penyempurnaan produk. Pendekatan ini membuat pelanggan merasa dilibatkan dalam perkembangan brand, sehingga menciptakan loyalitas yang kuat.
Simak Juga : Lindsay Lohan Ungkap di Balik Tato I Decide di Tangannya!
Kisah JK Liu bukan hanya tentang pencapaian finansial, tetapi juga tentang keberanian untuk memulai dari nol. Dari bilik asrama yang sederhana, ia membangun bisnis teknologi yang kini bernilai miliaran dolar. Cerita ini menjadi bukti bahwa ide kreatif, jika dipadukan dengan kerja keras dan strategi tepat, bisa mengubah hidup seseorang secara drastis.
Bagi generasi muda, perjalanan Liu memberi pelajaran bahwa inovasi tidak selalu membutuhkan modal besar di awal. Yang terpenting adalah keberanian mengambil langkah pertama, ketekunan menghadapi tantangan, dan kemauan untuk terus belajar dari pasar.
Dengan basis pasar global yang kuat dan reputasi sebagai inovator di bidang kamera, masa depan Insta360 terlihat cerah. Tren pembuatan konten visual berkualitas tinggi diprediksi akan terus berkembang, dan perusahaan ini berada di posisi strategis untuk memanfaatkannya.
Bagi JK Liu, pencapaian saat ini hanyalah awal dari perjalanan panjang. Dengan semangat yang sama seperti saat memulai dari asrama, ia terus membawa visi untuk membantu orang di seluruh dunia merekam dan berbagi hidup mereka dengan cara yang lebih kreatif dan imersif.