Narasi Kehidupan – Suasana berbeda terlihat di Rutan Salemba cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan pada Senin (8/9/2025). Cerita Nadiem Makarim kini menjadi sorotan publik setelah sang istri, Franka Makarim, hadir dengan wajah penuh keprihatinan. Ia datang untuk menjenguk suami yang sedang menjalani masa penahanan terkait dugaan kasus korupsi pengadaan laptop Chromebook.
Saat ditemui oleh awak media, Franka hanya memberikan pernyataan singkat. Dengan suara lirih namun tetap tegar, ia mengatakan, “Mohon doanya ya.” Ekspresi wajahnya memperlihatkan kesedihan yang mendalam. Meski demikian, Cerita Nadiem Makarim dalam tahanan menunjukkan sisi manusiawi yang jarang terlihat di balik sorotan kamera.
Kehadiran Franka ke rutan tidak sendirian. Ia datang bersama tim pengacara yang mendampingi proses hukum sang suami. Meski singkat, kunjungan itu menjadi bentuk dukungan moral bagi Nadiem yang kini menghadapi proses hukum.
Dalam kesempatan tersebut, Franka menyampaikan kondisi suaminya yang disebut dalam keadaan sehat. Menurutnya, selama empat hari menjalani masa penahanan, aktivitas Nadiem lebih banyak diisi dengan membaca buku. Kebiasaan itu seolah menjadi pelarian sekaligus penguat dirinya di tengah situasi sulit.
Bagi seorang tokoh publik sekaligus mantan menteri, membaca buku bukanlah hal baru. Nadiem dikenal sebagai pribadi yang selalu haus akan pengetahuan. Rutinitas membaca di rutan menunjukkan bahwa ia masih berusaha menjaga keseimbangan pikiran meski ruang geraknya terbatas.
Selain itu, membaca juga menjadi salah satu cara untuk tetap produktif. Franka mengungkapkan bahwa sang suami memanfaatkan waktu dengan baik, sehingga kondisi mentalnya tetap terjaga. Hal tersebut membuat dirinya sedikit lega karena tahu Nadiem mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
Baca Juga : Motivasi Siswa, Gubernur Kalteng Agustiar Sebut Pendidikan Gratis
Di balik kesederhanaan kehidupannya di balik jeruji, Nadiem ternyata memiliki satu kerinduan yang cukup kuat, yakni menikmati masakan sang ibu. Menurut Franka, saat berkunjung ia membawa beberapa makanan kesukaan suaminya yang dibuat langsung oleh ibunda Nadiem.
Beberapa hidangan yang dibawa antara lain samosa dan pastel. Kedua makanan itu bukan sekadar santapan, melainkan bentuk kasih sayang keluarga yang mampu menguatkan hati di tengah kesulitan. Kehangatan masakan ibu diyakini memberikan semangat baru bagi Nadiem untuk menjalani hari-hari di tahanan.
Kerinduan terhadap masakan rumahan juga memperlihatkan sisi manusiawi dari seorang tokoh besar. Meski pernah menduduki jabatan tinggi di pemerintahan, Nadiem tetaplah anak yang merindukan sentuhan kasih ibunya. Hal ini menjadi pengingat bahwa di balik sorotan media dan kasus besar yang membelitnya, ia tetap memiliki perasaan yang sama seperti orang pada umumnya.
Franka juga menyampaikan pesan dari suaminya untuk semua pihak yang masih memberikan dukungan. Menurutnya, Nadiem merasa sangat terbantu dengan adanya doa dan perhatian masyarakat. Ia menitipkan ucapan terima kasih yang tulus kepada semua orang yang masih berdiri di sisinya dalam masa sulit ini.
Ucapan itu menunjukkan bahwa Nadiem tidak merasa sendiri. Kehadiran keluarga, sahabat, dan dukungan publik membuatnya lebih tegar menghadapi proses hukum yang tengah berlangsung. Walaupun posisinya sebagai tersangka membawa beban berat, ia tetap berusaha menunjukkan sikap positif.
Dukungan moral memang sangat penting dalam kondisi semacam ini. Bagi seseorang yang terbiasa memimpin dan mengambil keputusan besar, keberadaan orang-orang terdekat menjadi sumber kekuatan yang tidak ternilai. Pesan terima kasih dari Nadiem menjadi tanda bahwa ia masih optimis menjalani proses hukum yang menantinya.
Kejaksaan Agung telah resmi menetapkan Nadiem Makarim sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Penetapan itu dilakukan setelah penyidik mengumpulkan keterangan saksi serta bukti yang menguatkan.
Menurut Kapuspenkum Kejagung, Anang Supriatna, kerugian negara akibat kasus ini mencapai lebih dari Rp 1,98 triliun. Angka tersebut mencerminkan besarnya dampak yang ditimbulkan dari pengadaan proyek berskala nasional tersebut. Penetapan tersangka terhadap Nadiem menjadi sorotan publik, mengingat posisinya yang sebelumnya merupakan pejabat tinggi negara.
Kasus ini pun membuka diskusi lebih luas mengenai transparansi dan integritas dalam pengadaan barang di kementerian. Publik berharap proses hukum dapat berjalan adil, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga negara tetap terjaga.
Kunjungan Franka Makarim ke Rutan Salemba pada hari itu berlangsung relatif singkat. Ia tiba sekitar pukul 13.30 WIB dan hanya menghabiskan waktu kurang dari satu jam di dalam. Setelah menjenguk, ia langsung menuju mobil tanpa banyak memberikan keterangan tambahan kepada awak media.
Meski singkat, kunjungan tersebut sarat makna. Kehadirannya menjadi bentuk nyata dukungan seorang istri kepada suami yang tengah menghadapi badai masalah. Bagi Nadiem, kunjungan itu tentu menjadi penguat mental yang sangat dibutuhkan di tengah keterbatasan ruang gerak di tahanan.
Simak Juga : Gaya Fashion Wanita yang Diam-Diam Kurang Disukai Pria