Narasi Kehidupan – Lisan merupakan anugerah besar dari Allah SWT yang berfungsi sebagai sarana komunikasi dan penyampaian gagasan. Dengan lisan, manusia dapat menyampaikan ilmu, menyebarkan kebaikan, dan mempererat hubungan antar sesama. Namun, lisan juga berpotensi menjadi sumber keburukan apabila tidak dijaga. Perkataan yang keluar tanpa kendali dapat menyakiti hati, menimbulkan fitnah, bahkan memutuskan tali persaudaraan. Oleh karena itu, Doa Menjaga Lisan menjadi amalan penting agar seorang Muslim senantiasa terhindar dari ucapan yang merugikan dirinya maupun orang lain.
Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian besar terhadap adab berbicara. Rasulullah SAW menekankan bahwa seorang Muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata baik atau memilih diam. Hadis ini menunjukkan bahwa menjaga lisan merupakan bagian penting dari akhlak mulia yang harus diterapkan setiap hari. Dengan membaca Doa Menjaga Lisan secara konsisten, seorang hamba diingatkan untuk berhati-hati dalam berbicara serta berusaha agar lisannya selalu digunakan untuk kebaikan.
Salah satu cara yang dianjurkan dalam Islam untuk menjaga lisan adalah dengan memohon perlindungan kepada Allah SWT melalui doa. Dalam hadis riwayat Abu Dawud dan At-Tirmidzi, Rasulullah SAW mengajarkan doa yang mencakup permohonan perlindungan dari keburukan anggota tubuh, termasuk lisan:
اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِى، وَمِنْ شَرِّ بَصَرِى، وَمِنْ شَرِّ لِسَانِى، وَمِنْ شَرِّ قَلْبِى، وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّى
Bacaan latin: Allaahumma innii a’uudzu bika min syarri sam’ii, wa min syarri bashorii, wa min syarri lisaanii, wa min syarri qolbii, wa min syarri maniyyii.
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pendengaran, penglihatan, lisan, hati, dan maniku.”
Doa ini menunjukkan bahwa seorang hamba membutuhkan perlindungan Allah dalam setiap aspek kehidupannya. Dengan berdoa, seorang Muslim berusaha mengendalikan lisannya agar terhindar dari perkataan sia-sia atau menyakiti orang lain.
Selain doa tersebut, ulama juga menganjurkan doa lain untuk menjaga lisan. Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah menyebutkan sebuah doa yang ringkas namun penuh makna:
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صَمْتِي فِكْراً وَنُطْقِي ذِكْراً
Bacaan latin: Allâhumma-j’al shamtî fikran wa nuthqî dzikran.
Artinya: “Wahai Allah, jadikanlah diamku sebagai renungan dan ucapanku sebagai dzikir.”
Doa ini mengajarkan kesadaran penuh dalam berbicara, sehingga setiap kata yang keluar bernilai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Baca Juga : Rahasia Brené Brown untuk Meraih Kunci Kesuksesan Besar
Selain doa khusus, dzikir menjadi sarana penting dalam melatih lisan agar senantiasa terjaga. Dengan membiasakan dzikir, lisan akan terisi dengan ucapan yang baik dan bermanfaat. Salah satu dzikir yang dianjurkan adalah istighfar:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
Bacaan latin: Astaghfirullaha-lladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaih.
Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertobat kepada-Nya.”
Dzikir ini bukan hanya berfungsi sebagai permohonan ampun, tetapi juga sarana membersihkan hati dan lisan dari dosa. Rasulullah SAW menegaskan bahwa siapa pun yang membiasakan istighfar akan dimudahkan segala urusannya dan diberikan jalan keluar dari kesulitan hidup.
Islam memperingatkan bahwa lisan dapat membawa dampak besar, baik kebaikan maupun keburukan. Imam Asy-Syafi’i pernah berpesan agar seseorang tidak menggunakan lisannya untuk menyebut kekurangan orang lain, sebab setiap manusia juga memiliki kekurangan.
Al-Qur’an pun menegaskan hal ini dalam surah Al-Ahzab ayat 70:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ
Bacaan latin: Yā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha wa qūlū qaulan sadīdā.
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”
Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa seorang mukmin sejati bukanlah orang yang suka mencela, mengutuk, berkata keji, atau melontarkan kata-kata kotor. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya mengendalikan ucapan agar tidak menjerumuskan diri ke dalam dosa.
Menjaga lisan membutuhkan latihan dan kesungguhan. Beberapa cara yang diajarkan ulama dapat membantu seorang Muslim melatih lisannya agar tetap terjaga.
Pertama, membiasakan diri untuk berpikir sebelum berbicara. Setiap ucapan sebaiknya dipertimbangkan apakah mengandung manfaat atau justru menimbulkan mudarat. Kedua, memperbanyak doa perlindungan dan dzikir agar lisan terbiasa dengan ucapan baik. Ketiga, melatih diri untuk diam ketika ragu, sebagaimana dinasihatkan Imam An-Nawawi bahwa seseorang sebaiknya tidak berbicara kecuali jika yakin ucapan tersebut membawa kebaikan.
Dengan melatih diri secara konsisten, lisan akan terbiasa mengucapkan hal-hal yang bermanfaat dan terhindar dari perkataan buruk.
Islam mengatur adab berbicara dengan sangat rinci. Seorang Muslim dianjurkan untuk memilih kata-kata yang lembut dan tidak menyakiti perasaan orang lain. Nada suara juga harus dijaga agar tidak terdengar kasar atau meninggikan suara tanpa alasan.
Selain itu, waktu dan tempat berbicara harus diperhatikan agar pesan tersampaikan dengan baik. Umat Islam juga dilarang keras terjerumus dalam ghibah, fitnah, dan namimah yang dapat merusak hubungan sosial. Dengan menerapkan adab berbicara, seorang Muslim dapat menjaga kehormatan diri sekaligus menjaga martabat orang lain.
Lisan yang terjaga akan menampakkan tanda-tanda dalam kehidupan sehari-hari. Di antaranya, seseorang akan jarang berbicara tanpa manfaat, lebih banyak mendengarkan daripada berbicara, dan tidak mudah terpancing emosi.
Selain itu, mereka yang lisannya terjaga juga terbiasa berdzikir, beristighfar, dan menghindari gosip maupun fitnah. Menurut penjelasan para ulama, tanda-tanda ini mencerminkan hati yang bersih dan jiwa yang tenang. Dengan menjaga lisan, seorang Muslim dapat mencapai tingkat ketakwaan yang lebih tinggi serta menjalin hubungan harmonis dengan sesama.
Simak Juga : Fashion Gelang Emas Islami Kekinian dan Investasi Modern