Narasi Kehidupan – Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono melakukan kunjungan ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 35 Wonosobo, Jawa Tengah, pada Sabtu (30/8/2025). Kehadiran beliau bukan sekadar agenda formal, tetapi juga membawakan kisah haru untuk memastikan bahwa program pendidikan yang dijalankan di sekolah ini benar-benar memberi manfaat nyata bagi siswa-siswinya.
Dalam kunjungan tersebut, Agus Jabo meninjau berbagai fasilitas yang tersedia di sekolah berasrama tersebut. Ia memeriksa kondisi ruang kelas, kamar tidur siswa, serta fasilitas sanitasi seperti kamar mandi. Menurutnya, kelayakan sarana-prasarana menjadi bagian penting agar proses belajar-mengajar dapat berjalan maksimal. Kegiatan tersebut turut didampingi oleh Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, dan Wakil Bupati Amir Husein.
Sekolah Rakyat lahir sebagai salah satu upaya pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan antargenerasi. Dalam sambutannya, Agus Jabo menegaskan bahwa keberadaan sekolah ini adalah jembatan agar anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap memiliki kesempatan untuk meraih cita-cita mereka. Ia menekankan bahwa pendidikan adalah jalan untuk membuka ruang masa depan yang lebih cerah bagi generasi muda Indonesia.
Lebih jauh, ia menjelaskan bahwa Presiden memberikan perhatian serius terhadap program ini. Dengan adanya Sekolah Rakyat, anak-anak dari keluarga miskin tidak lagi terbebani oleh biaya pendidikan. Hal tersebut diharapkan dapat memotivasi mereka untuk terus belajar tanpa harus mengkhawatirkan keterbatasan ekonomi keluarga.
Baca Juga : Regina Valeria Putri: Tantangan dan Inspirasi di Era Digital
Agus Jabo memaparkan bahwa Sekolah Rakyat memiliki tiga pilar utama dalam pembentukan siswa-siswinya, yaitu:
Momen paling mengharukan terjadi saat Agus Jabo berdialog langsung dengan para siswa. Banyak di antara mereka yang menitikkan air mata ketika menceritakan kisah perjuangan hidup masing-masing. Suasana menjadi penuh emosi karena setiap cerita menggambarkan betapa beratnya kondisi yang mereka hadapi.
Salah satu siswa yang mendapat perhatian khusus adalah Angelina Puspitasari, yang akrab disapa Angel. Siswi asal Kecamatan Kepil ini menyampaikan cita-citanya yang mulia, yakni ingin menjadi seorang guru untuk mencerdaskan anak bangsa. Dengan suara bergetar, Angel berterima kasih kepada Presiden Prabowo yang telah membangun Sekolah Rakyat. Ia menuturkan bahwa keluarganya tidak mampu membiayai sekolah karena sang ayah harus menanggung beban tujuh orang anggota keluarga. Bahkan untuk kebutuhan sehari-hari, mereka terkadang terpaksa berhutang.
Angel berharap bisa terus belajar tanpa menambah beban bagi kedua orang tuanya. Kisahnya membuat suasana menjadi hening dan banyak siswa lain ikut menitikkan air mata. Mendengar cerita tersebut, Agus Jabo terlihat terharu dan menyampaikan motivasi agar para siswa tetap semangat.
Dalam kesempatan itu, Agus Jabo memberikan pesan penuh makna kepada para siswa. Ia mengingatkan bahwa masa depan bangsa ada di tangan generasi muda, termasuk anak-anak yang kini menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat. Ia menegaskan bahwa dengan pendidikan dan kerja keras, mereka kelak bisa menjadi pemimpin yang membawa perubahan bagi Indonesia.
Selain itu, Agus Jabo mengingatkan pentingnya persatuan di antara siswa. Ia berpesan agar tidak ada perundungan, kekerasan verbal, maupun fisik di lingkungan sekolah. Menurutnya, setiap anak memiliki hak yang sama untuk merasa aman, dihargai, dan didukung oleh lingkungannya. Ia mengajak siswa untuk selalu kompak dan saling menguatkan dalam menjalani hari-hari di asrama.
Sekolah Rakyat merupakan lembaga pendidikan gratis berasrama yang diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem. Mereka berasal dari kelompok masyarakat yang masuk dalam desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Dengan adanya sekolah ini, anak-anak yang semula berisiko putus sekolah memiliki kesempatan untuk tetap melanjutkan pendidikan.
Di SRMA 35 Wonosobo, tercatat ada 100 siswa yang terbagi ke dalam empat rombongan belajar. Proses pendidikan mereka didukung oleh 18 guru, 10 wali asuh, serta 2 wali asrama yang berperan dalam mendampingi kehidupan sehari-hari siswa. Dengan dukungan tenaga pendidik yang cukup, sekolah ini diharapkan mampu menjadi wadah yang ideal bagi pembinaan generasi muda dari keluarga prasejahtera.
Simak Juga : Tips Mengobati Sakit Hati dan Menemukan Ketenangan Batin