Narasi Kehidupan – Abdul Majid, seorang santri berusia 16 tahun yang merupakan putra dari Ketua PCNU Bangkalan KH Makki Nasir, berhasil selamat dari insiden runtuhnya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Saat kejadian, ia sedang bersiap mengikuti salat Asar berjemaah bersama para santri lainnya. Ketika bangunan mendadak ambruk, posisinya berada di dekat pintu masuk sehingga memungkinkan dirinya segera keluar menyelamatkan diri.
KH Makki Nasir, ayahanda Abdul Majid sekaligus Putra Ketua PCNU Bangkalan, baru mengetahui peristiwa itu setelah menerima telepon dari kerabat yang berada di lokasi kejadian. Mendengar kabar tersebut, istrinya langsung berangkat menuju pesantren untuk memastikan kondisi putra mereka.
KH Makki Nasir, ayahanda Abdul Majid sekaligus Ketua PCNU Bangkalan, baru mengetahui peristiwa itu setelah menerima telepon dari kerabat yang berada di lokasi kejadian. Mendengar kabar tersebut, istrinya langsung berangkat menuju pesantren untuk memastikan kondisi putra mereka.
Kiai Makki mengaku sangat bersyukur anaknya masih diberi keselamatan. Menurutnya, kabar selamatnya sang putra menjadi anugerah besar dari Allah di tengah musibah yang menimpa banyak santri lain. Ia juga menuturkan bahwa sebagai orang tua ia ikut berduka mendalam atas para korban yang kehilangan nyawa dalam insiden tersebut.
Pihak pengasuh Pondok Pesantren Al Khoziny memutuskan untuk meliburkan seluruh santri sementara waktu. Kebijakan ini diambil agar para santri bisa pulang ke rumah masing-masing untuk menenangkan diri setelah mengalami peristiwa yang mengejutkan.
Langkah ini juga dinilai sebagai bentuk perhatian pesantren terhadap kondisi mental para santri. Dengan memberikan waktu istirahat di rumah, diharapkan mereka dapat memulihkan kembali semangat belajar dan beribadah sebelum nantinya kembali ke pesantren.
Baca Juga : Doa Menjaga Lisan Agar Terhindar dari Perkataan Buruk
Meski berhasil selamat, Abdul Majid tidak luput dari rasa trauma. Ia mengaku masih terbayang-bayang suasana ketika bangunan runtuh. Menurut cerita sang ayah, saat musala ambruk, Majid berada di depan pintu dan melihat langsung bagaimana bagian atas bangunan roboh menimpa para santri di dalamnya.
Trauma yang dialami membuat dirinya masih terguncang hingga beberapa hari setelah kejadian. Oleh karena itu, keputusan untuk membawanya pulang dinilai sebagai langkah terbaik agar ia bisa lebih cepat pulih secara mental dengan dukungan penuh dari keluarga.
Sebagai seorang kiai dan tokoh masyarakat, KH Makki Nasir menyampaikan pesan moral kepada masyarakat luas. Ia mengajak semua pihak untuk terus mendoakan para korban serta memberikan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Harapan beliau tidak hanya tertuju pada keluarganya sendiri, tetapi juga pada seluruh wali santri yang kini tengah diuji ketabahan. Ia menegaskan bahwa musibah ini harus dihadapi dengan sabar, sekaligus menjadi pelajaran penting untuk memperhatikan aspek keselamatan bangunan pesantren ke depannya.
Berikut beberapa poin penting terkait insiden yang menimpa Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo:
Insiden ini menggugah rasa empati masyarakat luas. Banyak pihak menyampaikan doa dan bantuan kepada keluarga korban. Rasa kebersamaan yang ditunjukkan menjadi bukti bahwa musibah bukan hanya duka bagi keluarga yang terdampak, melainkan juga duka bersama umat.
KH Makki Nasir sendiri menegaskan pentingnya solidaritas di saat-saat seperti ini. Dengan doa, dukungan, dan kerja sama, beban yang dirasakan keluarga korban diharapkan menjadi lebih ringan. Masyarakat pun diajak untuk menjadikan peristiwa ini sebagai pengingat bahwa keselamatan dan ketabahan adalah dua hal penting yang harus dijaga dalam kehidupan.
Simak Juga : Milan Fashion Week 2026: Tren Kecantikan Makeup Terbaru