Narasi Kehidupan – Brené Brown adalah seorang penulis buku terlaris, podcaster, sekaligus profesor riset di University of Houston. Namanya dikenal luas karena kemampuannya menyampaikan gagasan secara lugas dan menyentuh hati banyak orang. Lewat buku, podcast, maupun penampilannya di panggung publik, Brown berhasil memikat audiens lintas generasi.
Menariknya, di balik pencapaiannya yang luar biasa, Brené Brown mengaku tidak pernah benar-benar berfokus pada bagaimana dirinya dipandang oleh orang lain, termasuk soal anggapan bahwa ia sosok yang inspiratif. Baginya, inspirasi bukanlah tujuan utama. Hal itu ia ungkapkan ketika menjadi pembicara dalam ajang Fast Company Innovation Festival beberapa waktu lalu, sebagaimana dikutip dari CNBC.
Dalam sebuah sesi tanya jawab, moderator Jon Gluck menyinggung kemampuannya menginspirasi banyak orang. Ia bertanya bagaimana cara Brown membuat orang merasa tergerak oleh kata-katanya. Menjawab hal tersebut, Brown justru dengan rendah hati menolak dikaitkan dengan kata “inspirasi”. Ia menegaskan bahwa ada dua hal sederhana yang selalu ia pegang, yaitu persiapan yang matang dan kejujuran dalam berbicara.
Bagi Brown, kunci pertama dalam menarik perhatian audiens adalah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Ia menekankan bahwa dirinya tidak akan pernah datang ke rapat atau acara tanpa persiapan mendalam.
Dalam berbagai kesempatan, Brown menceritakan bagaimana ia meluangkan banyak waktu untuk memahami konteks sebelum bertemu dengan para pemimpin bisnis. Ia membaca laporan perusahaan, mendengarkan rekaman wawancara CEO, hingga menelaah materi presentasi publik yang telah mereka sampaikan. Semua itu ia lakukan agar tidak hanya memahami isi percakapan, tetapi juga bisa menyelami latar belakang pihak yang akan ia temui.
Brown bahkan pernah menyinggung sebuah pengalaman yang membekas. Seorang perempuan bertanya bagaimana ia bisa terlihat begitu percaya diri dalam rapat penting. Saat ditanya berapa lama perempuan itu mempersiapkan diri, jawabannya hanya 30 menit. Sebaliknya, Brown mengaku membutuhkan sekitar empat jam untuk mempersiapkan pertemuan serupa. Dari situ ia menegaskan, kepercayaan diri sejati lahir dari kesiapan yang matang, bukan semata keberanian spontan.
Kebiasaan ini menurut Brown bisa jadi terbentuk karena ia sering menjadi satu-satunya perempuan dalam ruang rapat sepanjang kariernya. Namun, terlepas dari alasan tersebut, ia selalu kembali pada prinsip utamanya: datang tanpa persiapan bukanlah pilihan.
Baca Juga : NEU MEN dan Shopee: Merangkai Wastra Indonesia ke Dunia
Selain persiapan, Brown menjadikan kejujuran sebagai prinsip hidup sekaligus strategi komunikasi. Ia mengaku berusaha selalu berbicara apa adanya, meskipun kejujuran tidak selalu mudah dilakukan.
Keterbukaan ini membuat banyak orang menaruh kepercayaan padanya. Brown menyatakan bahwa jika ia merasa tidak bisa jujur, lebih baik ia memilih untuk tidak berbicara sama sekali. Prinsip ini pula yang ia pegang ketika memutuskan berhenti sejenak dari dunia podcasting pada 2023 setelah kontraknya dengan Spotify berakhir. Ia merasa konsekuensi dari berkata jujur kala itu terlalu berat untuk ia tanggung, sehingga lebih baik mundur sementara.
Meskipun demikian, ia yakin sikap jujur itulah yang membuat publik tetap menghargai dan mendengarkan apa yang ia sampaikan. Konsistensi dalam menjaga integritas menjadi alasan utama mengapa kata-katanya tetap berpengaruh.
Menjawab pertanyaan awal Jon Gluck tentang bagaimana ia bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang, Brown menegaskan bahwa dirinya sama saja dengan orang lain. Ia bahkan mengaku sering merasa malas bangun dari tempat tidur, setidaknya tiga kali dalam seminggu.
Namun, perbedaan terletak pada pilihannya untuk terus berusaha konsisten. Dengan kerja keras, persiapan yang matang, serta kejujuran yang tak tergoyahkan, Brown berhasil membangun reputasi sekaligus memberikan pengaruh besar bagi dunia. Baginya, bukan soal bagaimana orang lain memandang dirinya, tetapi bagaimana ia bisa tetap setia pada nilai yang ia yakini.
Simak Juga : Olahraga Renang bagi Kesehatan Fisik dan Mental